Tanpa bermaksud menggurui atau ngerasa sok-suci (even nama
gue suci, dan lo harus terima), gue mencoba mengungkapkan opini gue soal lepas-pake-jilbab-phenomenon.
Mohon maaf seeee-besar-besarnya kalau ada statement yang tampak seperti
justifikasi yaa sebelumnya..
Menjelang akhir semester 7 ini, banyak mahasiswa di kampus
gue yang mulai bergeliat meninggalkan kampus. Termasuk gue (insya allah). Dan salah
satu tren di kalangan mahasiswa yang mau lulus adalah FOTO BUAT WISUDA.
Hari itu, gue dan girlsgeng gue datang ke salah satu
studio foto bonafide di Kota Malang buat take photo. Ketemulah gue sama salah
seorang temen se-angkatan yang lagi nungguin temennya didandan. Pas gue lagi
heboh di lukisin mukanya (didandan), dia tanya gini:
“Kamu foto pake jilbab
tah ci?”
Gue langsung jawab dengan ceriaaa, “Iyaa, kamu engga tah?”
Dan jawaban tak dinyana-nyana (?) dari temen gue itu, “Aku kemarin engga ci, soalnya kalau pake
jilbab harus ngasih surat pernyataan tidak cacat.”
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Roaming sesaat
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Gue masih belum ngerti koneksitas atau condition sine quanon antara photo wisuda >> jilbab >>
sama surat pernyataan tidak cacat.
Oke lah, akhirnya bisa gue cerna dengan ber-positif
thingking-ria-perlahan-lahan-tapi-pasti.
Mungkin surat pernyataan itu emang dibutuhkan buat make sure
kalau kita sehat jasmaniah. Tapi gue jadi mikir lagi, emang kalau ngga sehat
jasmaniah (baca: diffable) kenapa?
Masalah sehat jasmaniah emang penting, tapi kan yang lebih
penting itu kemampuan kita mengerjakan sesuatu? Lagipula emang ada bedanya
sarjana yang common sama yang diffable?
Each of us have own perspective for it....
Yang selanjutnya membuat gue gelisah ternyata yang
lepas-jilbab pasca kuliah itu jumlahnya ngga cuma 1, tapi banyak!
Alasannya macem-macem, tapi salah satu yang common adalah
takut susah dapet kerjaan.
IDK (gaya kan gue bisa speak IM) is it true or wrong karena
gue sendiri belum pernah ngelamar kerja. Tetapi menurut gue di era kebebasan
kaya gini, freedom of choice harusnya
dijunjung tinggi.
Jilbab itu menurut gue politik identitas, dengan berjilbab
kamu show on pilihan kamu untuk
menjadi wanita islam. Dan ketika kamu declare
diri sebagai seorang wanita islam, kamu berhak atas
keistimewaan-keistimewaan yang sudah dijanjikan.
Selama ini kan freedom
of choice malah lebih sering digunakan sebagai alasan untuk tidak
berjilbab. Padahal, dalam grundnorm
(aturan dasar) umat Islam (baca: Al-Quran) jilbab itu bukan pilihan, tapi
kewajiban. Ibaratnya kalau dalam hukum nih, sifatnya dwingenrecht- imperative, bukan anfullenrecht-complamenter.
Jadi, yang harus ngikutin tren itu harusnya HRD-HRD kantor
yang bisa open-minded sama wanita berjilbab. Bukan kita yang ngikutin dengan
lepas jilbab. Itu namanya ngga berkarakter (maaf sarkas).
Trust me, jilbab ngga akan bikin diri kita terkekang. Maaf
maaf nih ya, saya pernah masuk ke un-expected
place dengan menggunakan jilbab (bukan untuk sesuatu yang dilarang nih
yaa). Tapi emang waktu itu ada gala dinner untuk event internasional yang
digelar di un-expected place itu.
Pede aja, orang ngga ngapa-ngapain -_____-
Apalagi sekarang mode untuk jilbab yang syar’i cantik-cantik. Makin ngga ada alasan buat ngga berjilbab
(buat muslim maksudnya).
Sekedar berbagi pengalaman, beberapa kali saya ikut
event-event internasional dengan jilbab (dan selalu jadi minoritas-bahkan
beberapa kali jadi satu-satunya jilbaber), malah membuat orang tertarik (bukan
suka-sukaan maksudnya). Pernah sampe kenalan dari Thailand yang suka pake rok
mini dan cantiknya minta ampun, pinjem baju saya+jilbabnya buat take foto.
Sayang fotonya ga diminta :(
Cara orang Indonesia berislam itu menurut saya punya nilai
plus dibanding negara-negara lain. We have to proud!
Berjilbab bukan sekedar alasan-alasan *kecantikannya buat suami aja*
-_____-,
lo pikir hidup perempuan cuma suami ajaaaa -_______-
Nilai filosofis jilbab jauuuuuh lebih besar dari itu, even
gue belum tau apa. Tapi buat gue jilbab membawa aura positif yang besar dalam
kehidupan gue.
Jadi untuk teman-teman cantik yang sudah berjilbab, percaya
bahwa jilbab malah akan mendatangkan banyak anugrah yang kita ngga pernah
sangka-sangka.
Semoga kita termasuk yang berketetapan hati. Aamiin...
#SaveJilbaber